GKI Peterongan

Yesus Kristus, Raja Surgawi Sejati

Pada zaman ini, jika kita ditanya: “Bagaimana sikap Anda jika berjumpa dengan seorang pemimpin negara”, barangkali kita akan menjawab, “tergantung!” Ya, tergantung apakah pemimpin tersebut sudah melakukan tugasnya dengan baik, apakah dia memikirkan kesejahteraan rakyatnya, apakah dia seorang yang jujur dan baik hati, dan sebagainya. Kalau dia memenuhi kriteria pemimpin yang kita harapkan, tentunya kita akan bersikap hormat terhadap beliau, namun jika kita kecewa terhadap kepemimpinannya mungkin kita akan mengeluarkan sederetan kritik dan pertanyaan pedas terhadapnya. Kalaupun kita bisa bersikap manis, itu hanya sebuah kepura-puraan belaka karena kita masih menjunjung adat ketimuran.
Selain menjadi warga negara Indonesia, kita juga memiliki kewarganegaraan yang lain, yakni warga negara Kerajaan Allah. Kewarganegaraan ini kita peroleh bukan karena kita lahir di sana, atau karena kita telah memenuhi persyaratan tertentu, melainkan karena kita telah ditebus oleh Yesus Kristus dan dilayakkan untuk masuk ke dalamnya (Kolose 1:13-14). Kewarganegaraan ini penting untuk kita miliki, karena bila tidak maka kita masih berada pada kewarganegaraan yang lain, yaitu kerajaan kegelapan. Oleh karena itu yang menjadi pemimpin dalam kehidupan kita saat ini adalah Yesus Kristus, sebab Dialah Raja dari Kerajaan Allah.
Nah, bagaimanakah sikap kita terhadap Sang Raja? Apakah kita masih suka mengeluarkan kata-kata pedas terhadap-Nya karena kita anggap Dia tidak melakukan apa yang kita harapkan? Ataukah kita masih menista nama-Nya melalui perbuatan kita yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya? Belum cukupkah apa yang dilakukan oleh Sang Raja Agung dalam kehidupan kita? Selain karya penebusan-Nya, cobalah hitung juga berapa banyak berkat yang telah diberikan kepada kita sejak kita berada dalam kandungan ibu hingga hari ini. Jikalau kita mengerti betapa besar kuasa dan kasih-Nya kepada kita, niscaya kita akan memiliki sikap penyembahan yang benar terhadap Sang Raja. Seorang penjahat di sebelah salib Yesus menghujat Yesus karena dia tidak benar-benar mengenal siapa Yesus. Namun seorang penjahat yang lain sanggup mengakui Yesus sebagai Raja dan dengan demikian ia merendahkan dirinya di hadapan Yesus (Lukas 23:29-43). Bagaimana dengan kita? Sikap hidup macam apa yang telah kita persembahkan untuk memuliakan Yesus Kristus, Sang Raja Surgawi yang sejati? (RKG)

Pdt. Ibu Rinta Kurniawati Gunawan

Arsip