GKI Peterongan

Visi Hidup Yang Digerakkan Oleh Kasih Kristus

Visi itu sinonim dengan wahyu, penglihatan dan mimpi. John Stott mendefinisikan bahwa visi adalah suatu ihwal melihat, suatu ihwal mendapat persepsi tentang sesuatu yang imajinatif, yang memadu pemahaman yang mendasar tentang situasi masa kini dengan pandangan yang menjangkau masa depan. Sederhananya, adalah suatu ketidakpuasan yang mendalam tentang keadaan masa kini (fakta), dibarengi dengan pandangan yang tajam tentang keadaan yang selayaknya terjadi di masa datang. Sedangkan George F. Will mendefinisikan visi itu sebagai kemarahan dan kemurkaan yang sejati atas kejahatan-kejahatan yang merupakan penghinaan bagi Allah. Tetapi kemarahan itu harus steril dari tindakan negatif, kita harus bertindak secara positif untuk memperbaiki apa yang telah menimbulkan amarah kita.
Alkitab memberikan contoh yang berlimpah-limpah tentang orang-orang visioner, baik alkitabiah maupun sekuler. Musa terkesima dengan penindasan di Mesir dan menjadikan janji tentang tanah perjanjian sebagai pegangan untuk melepaskan Israel dari perbudakan walau jalannya tidak mudah. Nehemia yang sangat terpukul setelah mendengar terbongkarnya tembok-tembok Yerusalem dan keadaan yang menyedihkan dari mereka yang masih tertinggal. Paulus yang lahir dan dibesarkan dalam masa di mana orang Yahudi dan Non Yahudi terbentang jurang yang tak terjembatani. Tetapi Kristus mengutusnya untuk memberitakan Injil ke bangsa-bangsa non Yahudi. Visi tentang suatu umat yang baru, dipersatukan dan diperdamaikan demikian menawan hati dan pikirannya sehingga bekerja membanting tulang, rela menderita bahkan mati untuk visi itu.
Paulus begitu peka akan pimpinan Tuhan atas penglihatan-penglihatan yang di dapatnya. Kepada penglihatan dari sorga ia tidak pernah tidak taat, karena ia mengasihi Tuhan. Ia sadar benar bahwa satu-satunya cara untuk menunjukkan bahwa ia mengasihi Kristus yang telah menawannya adalah taat pada perintah-Nya. Sebab Kristus berkata, ‘Barang siapa mengasihi Aku, Ia taat pada perintah-Ku’.
Alkitab membentangkan banyak sekali visi dan perintah Allah. Ia memerintahkan agar kita menaatiNya, jika kita benar mengasihi-Nya. Menariknya, Ia tak akan membiarkan kita melakukannya dengan kekuatan kita sendiri. Melainkan Ia akan melakukannya melalui kita oleh kuasa Roh Kudus. Roh Kuduslah yang menuntun kita melakukan segala sesuatunya sesuai kasih-Nya. Karena itu hiduplah dengan dipimpin Roh Kudus. – PRB

Pieter Randan Bua

Arsip