GKI Peterongan

Tempayan Kosong Menjadi Penuh

Apa yang saudara bayangkan ketika saudara akan memasuki sebuah pernikahan? Tentu ada perasaan yang menyenangkan karena saudara akan memasuki suatu kehidupan yang baru dengan orang yang saudara kasihi. Namun disamping perasaan senang, kita juga harus mengakui ada perasaan repot dan bahkan bisa menimbulkan konflik di antara mempelai oleh karena mereka harus memikirkan dan mempersiapkan segala sesuatunya hingga detail agar di moment istimewa ini segala acara nantinya dapat berjalan dengan sempurna, tidak ada sesuatupun yang kurang. Itulah kondisi sesungguhnya yang di hadapi oleh mempelai, sehingga ketika moment pernikahan dan pesta di laksanakan yang mereka tahu semuanya akan berjalan dengan baik.
Seringkali mempelai tidak tahu apa yang terjadi di belakang suatu pesta pernikahan, di mana segala sesuatu bisa saja terjadi. Dan pesta pernikahan di Kana adalah bukti bahwa sajian anggur bagi para tamu undangan pesta tersebut habis…… Kondisi berada dalam situasi kritis, dan menyediakan anggur dengan jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat bukan persoalan yang mudah. Intinya semua peristiwa dapat begitu saja terjadi diluar batas kemampuan manusia, meskipun manusia sudah memperhitungkan dan mempersiapkan dengan sedetail mungkin. Kalau sudah demikian lalu apa maknanya?
Tentu hal ini ingin mengingatkan kepada kita semua bahwa dalam setiap kehidupan yang tidak dapat dipastikan (karena segala sesuatu bisa saja terjadi), jangan pernah lupa untuk mengundang Yesus menjadi tamu utama dalam kehidupan kita. Karena hanya Dialah yang mampu mengisi kekosongan yang kita alami dalam kehidupan kita. Selanjutnya yang jauh lebih penting adalah senantiasa siap dan taat untuk melakukan apa yang dikatakan dan diperintahkan Yesus dalam kehidupan kita. Lihatlah dan rasakan yang akan kita alami, maka tempayan hidup kita akan terisi hingga tidak ada lagi kekosongan dalam hidup, bahkan keberadaan kita menjadi sukacita bagi orang lain. (JS)

Pdt. Jerdi Stevan

Arsip