GKI Peterongan

Siapa Mencintai Nyawa akan Kehilangan Nyawanya

“Ku tahu yang ku mau” demikian slogan/semboyan sebuah iklan merek minuman bersoda. Memang betul yang paling tahu keinginan kita adalah diri sendiri. Namun apa jadinya jika semua yang kita inginkan selalu kita wujudkan? Kalau itu hanya sebatas ingin minuman segar tentu tidak masalah. Tapi bagaimana jika keinginan itu adalah untuk berbuat jahat, asusila, narkoba, dsb? Bisa kacaulah dunia. Keinginan manusia berhubungan erat dengan hawa nafsunya yang dikuasai oleh dosa. Tidak ada kebaikan apapun dari keinginan hati yang telah dikuasai oleh dosa, yang layak bagi Tuhan. Dosa membuat manusia selalu meleset dari standar Tuhan. Memberontak dan melawan keinginan Tuhan.
Jangankan orang diluar Tuhan, bangsa pilihan-Nya pun tidak luput dari pemberontakan ini. Jeremia 31:32b “Sekalipun Aku seperti seorang suami bagi mereka, namun mereka mengingkari perjanjian-Ku dengan mereka” Israel “berselingkuh” dengan berpaling pada berhala, tidak mau taat perintah Tuhan, dan lebih menuruti hawa nafsunya sendiri. Jika dibiarkan berbuat sekehendak hatinya, mereka tentu tambah liar, kacau, dan kebinasaan jiwa akan jadi bagian dari akhir kehidupannya.
Keadaan manusia berdosa di dunia ini persis sama dengan bangsa Israel pada waktu itu. Semua mau menuruti hawa nafsunya yang berujung pada kebinasaan kekal. Karena itulah Tuhan Yesus rela menyerahkan nyawa-Nya untuk memberikan keselamatan kekal bagi mereka yang taat kepada-Nya (Ibrani 5:8-9). Inilah anugerah dan teladan yang telah DIA berikan kepada kita. Jika IA tidak menyayangkan nyawa-Nya sendiri demi hidup kita, mengapa kita masih cinta pada hawa nafsu yang jahat? Yohanes 12:25, Orang yang mencintai hidupnya akan kehilangan hidupnya. Tetapi orang yang membenci hidupnya di dunia ini, akan memeliharanya untuk hidup sejati dan kekal. Cintailah Tuhan lebih dari apapun di dunia ini, maka IA akan bertahta dan membawa kita pada kehidupan yang sejati dan abadi. -EJo-

Ester Johanah

Arsip