GKI Peterongan

SESUNGGUHNYA AKU INI HAMBA TUHAN

Ada 3 anak kecil sedang mengobrol dengan hebatnya dan masing-masing membanggakan ayahnya. Anak pertma berkata: “Kemarin ayah saya dipanggil Bapak Mentri untuk dimintai pendapatnya untuk membuat pesawat tempur.” Anak kedua tidak mau kalah juga berkata: “Ayah saya juga dipanggil pak Presiden SBY untuk diajak membangun jembatan selat sunda.” Dan pada akhirnya anak ke tiga juga tidak mau kalah kemudian ia mengatakan: “Ayah saya juga dipanggil Tuhan, untuk tinggal di rumah Bapa.”

Mungkin kita merasa geli membaca humor obrolan anak-anak tadi, dimana mereka membanggakan diri karena ayah mereka. Namun sesungguhnya bila kita mau menarik refleksi lebih jauh kedalam diri kita sendiri, bukankah kita juga sering membanggakan diri kita dengan apa yang kita miliki atau bahkan dengan kepemilikan yang menjadi andalan dalam kehidupan kita seperti:  materi / harta kekayaan,  pangkatnya, atau kepandaian. Maka tidak mengherankan apabila seringkali kekuasaan, kekayaan dan kepandaian pada akhirnya merubah karakter hidup seseorang menjadi tinggi hati.

Apakah Maria ketika mendapatkan kepercayaan yang begitu besar untuk mengemban misi Allah bagi dunia, membuat dia menjadi begitu tinggi hati ? Tidak justru yang dikatakan Maria adalah: “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan.” Suatu jawaban yang penuh dengan kerendahan hati yang bahkan tidak membuat karakternya berubah namun sebaliknya ia merasa semakin tidak layak.

Kerendahan hati memang erat kaitannya dengan peyerahan dan ketergantungan total kepada Allah. Apa yang dapat diandalkan dan dibanggkan dari seorang hamba, selain hanya berserah, taat, dan setia melaksanakan apa yang menjadi keinginan dari Sang Tuan. Kerendahan hati inilah yang sesungguhnya membentuk kwalitas hidup manusia untuk melakukan yang terbaik, karena ia tidak pernah melihat dan mempermasalahkan harga diri yang  merupakan ego dalam kehidupannya.

Bill Gothard pernah mengatakan setiap pagi ia membiasakan diri merendahkan dirinya dalam doa kepada Tuhan. Setiap pagi ia mengakui kelemahan dan ketidaklayakannya kepada Tuhan. Bill berkata, “Bila Saya tidak merendahkan diri maka akan ada orang yang dengan senang hati akan merendahkan saya “. Daripada direndahkan lebih baik kita merendahkan diri di hadapan Tuhan. Pertanyaannya sudahkah saya melewati kehidupan ini dengan memiliki hati sebagai seorang hamba ?(J-S)

Pdt. Jerdi Stevan

Arsip