GKI Peterongan

Satu Tubuh Banyak Talenta, Satu Hati Banyak Karya

Pernahkah Anda masuk ke sebuah pabrik besar di mana terdapat banyak mesin yang beroperasi untuk memproduksi sebuah barang? Atau paling tidak pernahkah Anda melihatnya di tayangan televisi? Sebagai orang awam, kita pasti akan takjub melihat kinerja para mesin tersebut. Bagaimana bisa mesin yang satu terhubung dengan mesin yang lain lalu berjalan dengan sendirinya hanya atas perintah beberapa tombol, sehingga pekerjaan membuat barang-barang yang rumit menjadi terlihat sedemikian mudahnya. Kecanggihan teknologi semacam itu barangkali sempat membuat kita berpikir bahwa mesin-mesin tersebut bekerja lebih hebat daripada manusia. Seandainya Rasul Paulus hidup di zaman modern ini, akankah dia menggunakan mesin-mesin pabrik itu sebagai perumpamaan untuk menasihati kita agar bersedia bekerja sama dalam menggunakan keragaman karunia yang Tuhan berikan kepada kita?
Sekilas memang terlihat adanya persamaan antara perumpamaan anggota tubuh dengan mesin-mesin pabrik, yaitu sama-sama menggambarkan adanya keanekaragaman karunia dan fungsi, adanya kerjasama dan keterkaitan antar bagian, serta sama-sama bisa menghasilkan sesuatu yang berguna. Namun selain persamaan di atas, kita juga harus melihat adanya perbedaan besar diantara keduanya, yakni soal hati. Mesin tidak mempunyai hati, karena dia benda mati. Oleh karena itu sekalipun antar mesin saling terhubung, namun mereka tidak bisa saling merasakan. Jika salah satu mesin rusak, pekerjaan mesin yang lain mungkin akan terhambat, namun ia tidak akan peduli dan tidak akan bisa berbuat apa-apa terhadapnya. Mesin bekerja bukan karena memang ia ingin bekerja, namun karena telah diprogram. Jika ada masalah, para mesin ini tidak akan bisa berembug untuk mencari solusinya.
Manusia punya hati. Oleh karena itulah kita bisa merasa sakit ketika saudara kita tidak berfungsi dengan baik. Kita bisa marah, kecewa, kuatir bila timbul masalah dalam pekerjaan kita. Namun ingatlah bahwa hati ini bersumber pada Sang Khalik. Dengan demikian yang harus kita lakukan adalah arahkanlah hati kita kepada-Nya, maka Dialah yang akan memberi kelegaan serta kekuatan agar kita tetap mampu berkarya di tengah derasnya arus kehidupan. Pandanglah terus kepada Tuhan, agar Dia menjaga hati kita tetap murni dan bersih di tengah pahitnya kehidupan. Satukanlah hati kita dengan seluruh saudara seiman dan serahkanlah kepada-Nya, agar kita mampu menyinergikan seluruh talenta yang telah Tuhan karuniakan serta menghasilkan banyak karya bagi hormat kemuliaan nama Tuhan. Tuhan memberkati kita semua!  (RKG)

Pdt. Ibu Rinta Kurniawati Gunawan

Arsip