GKI Peterongan

Merdeka Dari Rasa Aman Palsu

Yer. 23:23-29, Maz. 82, Ibr. 11:29-12:2, Luk. 12: 49-56

Kemerdekaan, kebebasan, kondisi tidak terbelenggu dan tidak terpenjara, siapa yang tidak merindukannya? Semua orang, siapa pun dia, begitu menginginkannya. Oleh sebab itu, kemerdekaan diperjuangkan, bahkan hingga titik darah yang penghabisan.
Apakah tiap-tiap warga bangsa telah mengenyam makna kemerdekaan? Kemerdekaan benar-benar merupakan kemerdekaan, jika ia memberi tempat yang layak bagi rakyat. Namun ketika rakyat hanya menjadi tumbal, dan tak lebih dari sekedar obyek belaka dengan dalih “atas nama” rakyat maka rakyat akan semakin terpuruk. Ketika rakyat tidak lagi memiliki haknya yang sejati, maka sesungguhnya kemerdekaan belum sepenuhnya memerdekakan.
Banyak orang masih mengalami merdeka yang semu atau palsu, sebagai contoh untuk memilih orang yang akan memimpin negeri ini saja, rakyat Indonesia masih belum merdeka. Dari Pemilu Presiden hingga Pilkada, mereka yang memilih masih belum merdeka. Masih maraknya money politic membuat mereka tidak bisa merdeka memilih sesuai hati nurani mereka. Jeratan kemiskinan yang paling membuat rakyat Indonesia tidak merdeka.
Sebagai umat Tuhan, adakah kita juga sudah memiliki kemerdekaan yang sejati ? Sudahkah kita betul-betul merdeka sebagai umat Tuhan? Ataukah kita masih ditawan oleh belenggu dosa? Jika kita ingin mengalami merdeka yang sejati kita harus memperhatikan kata-kata Tuhan Yesus, karena kemerdekaan itu membawa konsekuensi yang tidak mengenakan. Yesus berkata : ”Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pertentangan” (Luk. 12:51). Perkataan ini punya makna rohani, yaitu kedatangan Kristus di bumi ini dapat membawa dampak pemisahan dan kondisi dimusuhi.
Orang yang sungguh-sungguh menyambut Kristus dalam hidupnya, merespon panggilan-Nya dan mau mengikut Dia dengan segenap hati serta segenap jiwa akan mengalami kemerdekaan yang sejati. Dan konsekuensinya rela dipisahkan bahkan dikucilkan oleh orang yang tidak senang dengan komitmen tersebut. (WS)
DIRGAHAYU INDONESIA DIRGAHAYU BANGSAKU

 

Pdt. Em. Wibisono Siswanto

Arsip