GKI Peterongan

Merayakan Rumah Allah, Merayakan Kehidupan Bersama

1 Raja 8:22-30, 41-43   

Bacaan I kita kali ini menceritakan mengenai kisah peresmian Bait Allah, yang dilakukan oleh Salomo, sebagai Raja muda pengganti Daud. Dalam doanya, Salomo memohon agar Allah berkenan hadir dan tinggal di Bait Allah (ayat 28). Menarik, karena dalam ayat sebelumnya Salomo pun  menyadari bahwa kuasa Allah tidak dapat dibatasi oleh tempat “Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan (ayat 27b).” Pembahasan mengenai peresmian Bait Allah dilanjutkan pula dengan penjelasan mengenai Allah yang Universal, yang mendengarkan baik orang Israel maupun orang asing, “sehingga segala bangsa di bumi mengenal nama-Mu dan takut akan Engkau” (ayat 43).
27 Tahun sudah GKI bergabung menjadi satu bagian GKI Am (26 Agustus 1988-26 Agustus 2015). Sama seperti Raja Salomo, kita patut bersyukur karena Allah telah berkenan hadir dan berkarya di dalam dan melalui GKI. 27 Tahun sudah Allah menyertai penyatuan GKI. Memang dalam perjalanannya, ada saat di mana terjadi ketegangan, mengingat perbedaan sudut pandang dan kebiasaan yang ada di tiap wilayah. Ada banyak pencapaian yang dihasilkan dengan tidak mudah, diantaranya : Tata Gereja GKI, Liturgi GKI, Konfesi GKI, serta beberapa kegiatan, pembinaan, dan program kerja yang dilakukan lintas klasis maupun lintas sinode wilayah. Di sisi lain, kita pun perlu menyadari bahwa karya Allah pun hadir dan berkarya melampaui GKI. Allah yang hadir dan beserta dengan kita, sama dengan Allah yang juga hadir bagi seluruh dunia. Siapakah kita, sehingga kita membatasi karya dan kuasa Allah ???
Melalui bertambahnya usia GKI tahun ini, setiap kita diajak untuk terus berkarya baik di dalam maupun di luar gereja. Tema kita hari ini “Merayakan Rumah Allah, Merayakan kehidupan bersama”.  Kehadiran Allah memberikan gairah kepada kita untuk terus beribadah kepada Tuhan, dan menghayati iman kita. Tetapi tidak berhenti di situ, kehadiran Allah pun memampukan kita untuk hadir bagi orang-orang di sekitar kita. Kita dipanggil untuk memulihkan setiap hati yang terluka, menjadi rumah bagi mereka yang lelah, dan juga membagi hidup dan milik kita bersama, sebagaimana kasih Allah yang juga hadir secara universal. (CFU)

Christina Febri Untari

Arsip