GKI Peterongan

Menjadi Umat Tuhan Yang Terbuka Pada Firman Tuhan

Apa tantangan hidup orang kristen pada era modernisasi saat ini ? Tidak lain adalah Sekularisasi (hal-hal yang bersifat keduniawian). Salah satu ciri sekularisasi yang nampak dalam kehidupan ini adalah kian terasanya kehidupan manusia yang semakin hari semakin menjurus kearah pengejaran segala sesuatu yang bermakna fisik-material, di mana dalam kajian sosiologi kecenderungan semacam ini disebut sebagai proses “reifikasi”, yaitu ketika manusia saling mengejar apa saja yang bernilai “material”.
Bagaimana dampak sekularisasi ini bagi iman kristen dalam hidup keagamaan ? Hampir dapat dipastikan akan membawa banyak perubahan yang cukup besar dalam kehidupan orang-orang kristen terutama didalam pemahaman terhadap keagamaan. Ketika sekularisasi menjadi “tsunami”  yang menggulung  ikatan yang bersifat “sakral, suci dan transenden” dalam agama, maka ketertarikan terhadap agama makin pudar dan luntur, bahkan agama dijadikan kendaraan untuk mencapai hal-hal yang bernilai fisik material. Dengan demikian iman tidak lagi dihayati dalam kehidupan sesehari, dan firman tidak lagi dipahami sebagai dialog dengan Tuhan yang memberikan penyadaran dan perubahan atas hidup manusia. Namun sebaliknya ketika iman dan agama dapat dipahami dan dihayati dengan murni tanpa dipengaruhi oleh folusi zaman, maka sungguh akan mendatangkan kesadaran penuh pada diri manusia atas apa yang telah dialami dan dilalui. Hal ini nyata seperti yang dialami oleh bangsa Isreal ketika pulang dari pembuangan di Babilonia-Persia. Mereka kemudian membangun Bait Allah dan kembali melakukan peribadatan dengan tradisi-tradisi yang biasa dilakukan yakni mendengarkan kitab yang dibacakan. Dengan tekun mereka mendengarkan dengan antusias bahkan menimbulkan kesadaran dan pertobatan atas dosa dan kesalahan yang telah dilakukan dimasa yang lampau. Keterbukaan terhadap firman Tuhan itulah membuat umat senantiasa sadar dan siap dikoreksi oleh FirmanNya.
Kini bagaimana dengan hidup keimanan dalam keagamaan yang kita miliki saat ini? Apakah iman dan keagamaan hanya sekedar formalitas belaka yang tidak memberikan dampak apa-apa, kecuali hanya sebagai alat untuk mengendalikan Tuhan memenuhi dan memuaskan keinginan keduniawian kita. Saudara dapat menilai dan mengukurnya dengan indikasi-indikasi seperti: adakah waktu rutin untuk membaca dan merenungkan Firman Tuhan, adakah firman Tuhan yang menjadi patokan hidup setiap hari, dan adakah karakter yang berubah sebagai akibat  diri yang mau dikoreksi oleh Firman Tuhan. (JS)

Pdt. Jerdi Stevan

Arsip