GKI Peterongan

Mengimani Trinitas Membangun Komunitas

Pemahaman dan penghayatan seseorang tentang konsep keiilahian dalam agama yang dianutnya sangat mempengaruhi cara pandang orang itu terhadap dunia dan sesama. Dan itulah yang dapat kita lihat serta saksikan dalam peristiwa bom bunuh diri yang marak terjadi akhir-akhir ini. Cara pandang terhadap Tuhan dalam dogma-dogma yang diyakini sebagai sebuah kebenaran mutlak akan mengubah diri seseorang “menjadi Tuhan” atas sesamanya hingga tidak mau perduli atas akibat yang dihasilkan bagi kehidupan dan relasi dengan sesama.

Memahami serta menghayati konsep Tirinitas Atau Allah Tri Tunggal yang adalah dogma dalam iman kristen, sesungguhnya tidak melulu menjadi sebuah teori yang diyakini begitu saja, namun dogma ini juga memiliki dampak yang membangun cinta dan kebaikan dalam kehidupan. Ketika kita mengimani Allah sebagai Bapa yang adalah pencipta dan pemelihara seisi dunia yang adalah ciptaanNya itu berarti itu berarti kita sebagai orang-orang percaya harus ikut ambil bagian dalam mengupayakan kelestarian, keutuhan dan keharmonisan seluruh ciptaan. Dengan iman kepada sang Bapa inilah bukan hal yang mustahil apabila damai sejahtra akan terwujud dan dapat dirasakan oleh semua umat manusia. Selanjutnya ketika kita beriman pada Yesus Kristus sang Anak yang telah mengorbankan dirinya diatas kayu salib demi keselamatan manusia itu berarti setiap mereka yang menghayati iman pada Yesus, sudah sepatutnya menghayati karya Yesus yakni pengorbanannya, kasihNya dan pengampunanNya. Sikap inilah yang memberikan damai dan pengharapan bagi sesama. Karenanya dalam hidup dalam masyarakat kehadiran orang kristen harus membawa damai, tidak dendam, benci, penuh amarah, apalagi menghancurkan kehidupan manusia. Dan Iman kepada Roh Kudus yang adalah Roh penghibur yang menyertai setiap orang percaya memberikan kemampuan kepada mereka untuk hadir bagi sesama, memberikan perhatian dan pengharapan ditengah-tengah ketidakberdayaan.

Keberadaan iman orang-orang kristen pada Allah Tinitas ini tentu akan membawa dampak bagi komunitas baik di keluarga, gereja, masyarakat. Dampak yang muncul tidak hanya keharmonisan saja tetapi dampak perubahan sikap/karakter, dimana orang saling memperhatikan, mengasihi, dan berkorban bagi sesama. Penghayatan iman pada Allah Bapa, Anaka dan Roh Kudus ekan menghadirkan dunia baru dan komunitas yang baru. (JS)

Pdt. Jerdi Stevan

Arsip