GKI Peterongan

Menghidupi dan Mewariskan Iman

“Pak Pendeta, anak saya tidak mau ke gereja lagi,” keluh seorang ibu pada pendetanya. Dia sedih dan bingung karena anaknya lebih memilih pergi dengan teman-temannya ketimbang pergi ke gereja. Pengaruh teman yang tidak seiman memang sangat besar. Tetapi ibu ini lupa, bahwa sejak kecil dia kurang mendorong anaknya untuk setia kepada Tuhan. Anaknya lebih suka diikutkan lomba lukis, konser, dan kegiatan lainnya di hari Minggu, daripada datang ke Sekolah Minggu. Dari situ anaknya belajar bahwa mengejar prestasi lebih penting daripada beribadah kepada Tuhan. Kini setelah remaja, ia makin terbiasa untuk mementingkan hal lain di luar Tuhan. Kitab Ulangan 6:1-25 berisi perintah Tuhan kepada seluruh umat agar selalu mengingat ketetapan dan peraturan Tuhan. Di ayat 7 difirmankan, umat “harus mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk, dalam perjalanan, berbaring, dan bangun.” Itu artinya, di tiap kesempatan, firman Tuhan harus selalu diajarkan kepada anak-anak. Di ayat 9 ditambahkan “dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.” Maksudnya agar sebelum anak-anak keluar dari rumah, mereka bisa membaca dan mengingat kembali firman Tuhan. Perintah Tuhan diberlakukan begitu ketat, karena Tuhan tahu apa yang akan dihadapi umatNya. Begitu keluar dari lingkungan Israel, pengaruh buruk bangsa lain yang tidak mengenal Tuhan akan menjadi godaan yang sangat kuat. Maka Tuhan “tidak mau kecolongan.” Hal yang sama akan terjadi kepada anak-anak kita saat keluar dari lingkungan keluarga. Pergaulan yang buruk, penyalahgunaan teknologi, pengaruh budaya dan sebagainya akan menjadi godaan yang sangat hebat bagi mereka. Apabila anak tidak dipersiapkan imannya sejak dini dengan ketat, akan banyak celah terbuka bagi pengaruh tersebut. Orangtua harus tekun dan konsisten dalam pengajaran firman Tuhan, supaya anak-anak takut akan Tuhan dan hidup di jalan yang benar. Iman kita kepada Tuhan adalah warisan terbaik yang dapat dinikmati secara kekal oleh anak-anak kita. (Ejo)

Ester Johanah

Arsip