GKI Peterongan

Menatap Masa Depan

Senja kemarin,
Dua orang asing datang singgah
Atas undangan suamiku yang ramah.
Masuk, makan dan minum melepas lelah

Malam tadi,
Penduduk kota yang arogan
Senang melecehkan dan bersikap jagoan
Datang ke rumah membuat kekacauan

Setelah itu,
Dua orang asing menyuruh pergi“
Keluar dari sini dan teruslah berlari”
Karena kota yang indah ini tidak akan ada lagi

Saat itu,Kakiku berat, langkahku lunglai
Walau orang-orangnya senang bertikai
Kenikmatan kota ini sungguh membuai

Dan saat ini,
Semuanya sudah terlambat bagiku
Mataku terus menatap masa lalu
Karena tubuhku kini terdiam kaku

Saya membayangkan kira-kira seperti itulah penyesalan istri Lot. Bukan berarti semua masa lampau itu buruk, tetapi berhati-hatilah agar jangan terus menoleh ke belakang ketika Tuhan menyuruh menatap masa depan.

Jadi pastikan ini: setiap kenangan, kebaikan yang kita pernah kita rasakan, kejayaan yang boleh kita raih dulu, jangan pernah jadi jangkar yang membuat kita tertambat dan tidak bergerak ke mana-mana. Sebaliknya, jadikan semua itu sebagai alasan untuk terus meyakini bahwa segala yang baik tidak hanya ada di masa lalu, tetapi juga di saat ini, esok dan seterusnya. Karena Tuhan adalah setia, dan Ia senantiasa menunjukkan kasih setia-Nya kepada setiap orang yang berharap pada-Nya. (XND)

Pnt. Christnadi Putra Hendarta

-

Arsip