GKI Peterongan

Memenangkan Kekerasan dengan Kelembutan

Aikido adalah salah satu jenis bela diri yang unik dan berbeda dari kebanyakan ilmu bela diri lainnya. Bela diri ini lebih mengedepankan teknik bertahan daripada menyerang. Dengan bertahan seseorang dapat membalikkan atau membelokkan serangan lawan tanpa kekuatan besar atau serangan balik. Energi penyerang yang menciptakan ketidakseimbangan digunakan untuk melawan balik penyerang. Rupanya salah satu rahasia aikido adalah mengelola keseimbangan.
Kekerasan tidak selamanya mengambil kendali dalam sebuah pertandingan/perkelahian. Dengan kelembutan pun kita dapat melawan dan menang! Yang Yesus kerjakan jauh melampaui hal ini. Yesus bukan sekedar menang, tetapi membawa kemenangan bagi semua orang. Teladan luar biasa ini Yesus berikan melalui sikap-Nya kepada orang-orang yang menyalibkan-Nya dan mengolok-olok Dia di kayu salib.
Dalam Matius 27 diceritakan Yesus selalu diolok-olok, disiksa, dan diadili dengan sangat tidak adil, namun Yesus tidak sedikit pun membalas mereka. Yesus justru mengasihi mereka. Yesus mampu mengubah “serangan” dari lawan untuk berbalik kepada mereka dengan kelembutan dan kasih tanpa syarat. Pada Injil lain bahkan dituliskan bahwa Yesus meminta pengampunan bagi orang-orang yang menyalibkan-Nya, melayani ibu-Nya, melakukan konseling terhadap penjahat di samping-Nya yang bertobat.
Yesus memiliki keseimbangan dan pengendalian emosi yang luar biasa dalam menghadapi para lawan-Nya. Padahal waktu itu kondisi Yesus begitu lemah. Badan-Nya hancur karena siksaan yang diterima-Nya. Yesus terlihat seperti orang yang kalah. Baru ketika tabir Bait Suci terbelah dan gempa bumi terjadi para prajurit mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Pengakuan dari para prajurit membuktikan bahwa Yesus menang meskipun Yesus tidak membalas dengan kekerasan. Kelembutan, cinta kasih, dan penguasaan diri yang kita lihat dari dalam diri Yesus ini menjadi dasar dan teladan kemenangan kita dalam setiap “peperangan kehidupan” yang kita hadapi sehari lepas sehari. AKWP

Agatha Kharis Wibisono Putra

Arsip