GKI Peterongan

Kuasa Kebangkitan Yesus Memampukan Umat Untuk Berbagi

Watchman Nee penulis buku, ‘Pekerja Kristus’ menulis, ‘Kita tidak perlu takut boros kalau demi Tuhan, kita harus mencurahkan kasih, uang dan segala sesuatu yang ada pada kita. Kita sama sekali tidak memenuhi syarat sebagai orang-orang percaya dan pekerja Kristus jika hanya menggunakan iman kita untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan tidak mau mengulurkan tangan untuk memberi kepada orang-orang lain yang kekurangan’.
Lazim memang bagi orang-orang percaya saat berusaha memenuhi kebutuhannya begitu beriman dan yakin Tuhan membukakan jalan dan memenuhi kebutuhannya. Tetapi saat ingin memberi menimbang-nimbang karena kuatir akan kebutuhan dan kehidupannya di hari esok. Akibatnya mematikan kemajuan-kemajuan rohani mereka. Hanya menerima tanpa memberi pastilah akan menuju stagnasi. Memberi dari kelebihan itu lazim. Semua orang bisa melakukannya termasuk mereka yang tak mengenal Tuhan. Tetapi memberi dari kekurangan tak banyak orang yang bisa melakukannya. Hanya mereka yang benar-benar mengerti kehendak, pengorbanan dan kebangkitan-Nya serta menggantungkan hidup sepenuhnya kepada-Nya yang senang melakukannya.
Jemaat mula-mula misalnya mereka mencukupkan satu dengan yang lainnya sehingga tidak ada seorang pun yang hidup dalam kekurangan. Iman mereka kepada Kristus yang berkorban dan bangkit, mendorong mereka juga untuk berbagi terhadap saudara-saudara mereka. Sekarang lihatlah di jemaat kita apakah hal itu terjadi? Kita masih mendapati jemaat yang hidup dalam kepapahan dan kekurangan. Bahkan di sekitar kepapahan masih tersaji di depan mata.
Karena itu murah hati dan berbagilah! Betapa pun kecilnya penghasilan kita, kita harus menjadi pemberi. Memberi tanpa meragukan pemeliharaan Tuhan. Sebab dalam memberi tercermin iman mereka yang memberi. Seperti janda miskin yang memberi dari kekurangannya demikianlah mereka yang memercayai Allah harus bertindak. Memberi itu perintah, tidak melakukannya berarti ketidaktaatan. Tuhan Yesus berkata,’Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati’ (Luk 6:36). Murah hati itu adalah tindakan memberi tanpa motif apapun. Sekali lagi, murah hati dan berbagilah serta jadikanlah itu sebagai gaya hidup kita. -PRB-

Pieter Randan Bua

Arsip