GKI Peterongan

Kemuliaan Tuhan Memulihkan Kehidupan

Sebagai sosok yang termulia, banyak orang beranggapan kalau Tuhan akan menunjukkan kehadiran-Nya melalui cara-cara yang dahsyat dan luar biasa seperti tanda-tanda alam yang mencengangkan (api, angin, cahaya, dsb) atau mujizat-mujizat penyembuhan yang melampaui logika manusia. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Namun, memahami konsep tersebut secara berlebihan malah membuat manusia sulit membayangkan kehadiran Tuhan melalui cara-cara yang biasa atau dalam kondisi yang tidak baik seperti sakit penyakit, penderitaan, dsb. Padahal Tuhan yang kita imani adalah Allah yang Mahahadir. Kehadiran-Nya melampaui ruang, waktu, dan kondisi apapun.
Seperti anggapan banyak orang, Petrus pun hanya memahami kehadiran Tuhan melalui cara-cara yang dahsyat dan luar biasa. Tidak heran jika dalam Matius 17:4, Petrus begitu terkesima kala melihat Yesus berubah rupa menjadi putih bersinar seperti terang dan Ia pun bercakap-cakap dengan Musa dan Elia—dua nabi besar yang sangat dihormati orang Yahudi. Sikap ini sangat bertolak belakang kala Petrus mendengar bahwa Yesus akan menanggung banyak penderitaan. Petrus sempat marah sampai menegor Yesus (Matius 16:22). Petrus tidak bisa membayangkan bagaimana Yesus, Anak Allah yang hidup, harus hadir dalam penderitaan.
Namun melalui peristiwa Transfigurasi Yesus (Yesus dimuliakan di atas gunung), dalam sekejap Petrus dapat melihat sosok Yesus yang luar biasa (17:2-3) sekaligus ia melihat kembali sosok Yesus yang seperti biasa (17:8). Pengalaman ini menyadarkan Petrus bahwa Yesus benar-benar Tuhan yang mampu hadir lewat cara-cara yang luar biasa maupun cara-cara yang biasa. Menariknya, setelah peristiwa itu, Yesus mengajak mereka untuk kembali turun gunung, melanjutkan karya pemulihan bagi dunia sampai Ia dibangkitkan dari antara orang mati (17:9). Ini artinya, Yesus sedang menunjukkan bahwa karya pemulihan-Nya dapat Ia lakukan dengan cara apapun.
Ini seharusnya menjadi berita sukacita bagi kita yang sering menganggap kehidupan begitu monoton: hidup begitu-begitu saja, masalah tidak kunjung selesai, sakit tidak kunjung sembuh, dll. Di tengah persoalan tersebut, yakinlah Allah tetap hadir lewat cara apapun, cara-cara yang tidak kita duga: Ia hadir menguatkan kita melalui makanan yang kita konsumsi setiap hari, Ia hadir memulihkan melalui obat-obatan yang kita gunakan, Ia hadir melalui sapaan sahabat-kerabat untuk menyadarkan bahwa kita tidak sendirian. Syukurilah hal itu karena kemuliaan Tuhan telah memulihkan kehidupan dengan cara apapun yang tidak kita duga! (HAG)

Hizkia Anugrah Gunawan

Arsip