GKI Peterongan

Keluarga yang Menerangi Dunia

Yesaya hidup sebagai nabi pada saat Uzia, Yotam, Hizkia dan Ahas menjadi raja di Yehuda. Pada zaman itu bangsa Yehuda berhadapan dengan kekuatan besar bangsa Asyur, Aram dan saudara mereka sendiri Israel dari Utara. Mereka hidup dalam tekanan dan ancaman sehingga memaksa mereka mencari bantuan ke bangsa-bangsa lain. Tak hanya itu mereka ikut mempraktekkan ritual-ritual penyembahan bangsa lain. Mereka turut mempersembahkan korban di atas bukit-bukit pengorbanan dan tidak tegas terhadap penyembah berhala. Ahas misalnya justru mempersembahkan anaknya sendiri sebagai korban bakaran menurut perbuatan keji bangsa-bangsa yang dihalau Tuhan dari hadapan Israel. Hal itu dilakukannya demi meyakinkan bangsa-bangsa lain dan menarik simpati serta bantuan dari mereka.
Yesaya yang prihatin akan hal itu hadir memberikan pengharapan bagi Yehuda bahwa Allah akan menyatakan hukum-Nya kepada bangsa-bangsa. Ia akan menjadi pembela bagi yang lemah dan memberi semangat bagi yang kehilangan harapan. Dialah yang berotoritas atas nyawa manusia dan tak akan meninggalkan umat pilihan-Nya. Tak hanya itu Yehuda yang tertindas itu akan dilepaskan dan akan menjadi kesaksian dan terang bagi bangsa-bangsa. Membuka mata yang buta dan mengeluarkan orang hukuman dari penjara dan tempat yang gelap. Tuhan akan memberikan kemuliaan-Nya kepada mereka.
Sebagai pribadi atau keluarga yang dipilih Allah bukan berarti lepas dari tekanan dan persoalan. Setiap saat kita diperhadapkan pada tantangan yang berat, kadang-kadang kita ingin menyerah dan kehilangan harapan. Tetapi janji Tuhan terhadap Yehuda juga berlaku bagi kita. Karena itu kita harus menghadapi setiap persoalan dengan berpegang teguh pada janji-janji-Nya. Dengan demikian kita akan menjadi terang bagi mereka yang juga mengalami hal yang sama. Karena hanya mereka yang tetap berjalan dalam terang walaupun di lembah kekelaman yang bisa menerangi mereka yang mengalami hal serupa. Hanya mereka yang teguh dalam pergumulan berat yang bisa menguatkan mereka yang mengalami hal serupa. Semoga kita dan keluarga kita demikian. PRB

Pieter Randan Bua

Arsip