GKI Peterongan

Kasih Allah Melampaui yang Didoakan dan Dipikirkan

Yohanes 6:1-21

Injil Yohanes adalah Injil yang ditulis dengan tujuan agar pembacanya “percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah”, dan supaya iman pembaca “memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Yoh 20:31). Maka dari itu, Injil Yohanes mengungkapkan beberapa “tanda-tanda” atau mukjizat-mukjizat yang membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias. Ada tujuh mukjizat yang dicatat di dalam Injil Yohanes. Bacaan kita hari ini menceritakan tanda yang keempat dan kelima. Dalam kisah-kisah tersebut, ada pola yang hampir sama, murid-murid menghadapi situasi tertentu dan tidak mengerti apa yang harus mereka lakukan, bahkan terlebih dari itu, tidak mengerti apa yang akan Yesus lakukan.
Hal semacam ini bukan hanya terjadi pada zaman Yesus, di zaman kita hidup, bahkan sepanjang peradaban manusia, hal ini selalu terjadi. Hal tersebut terjadi karena manusia adalah manusia yang terbatas sedangkan Allah adalah sosok yang Maha Sempurna dan tidak terbatas. Dalam hal ini, ada perbedaan hakikat yang mendasar antara manusia dan Allah. Perbedaan hakikat tersebut merupakan jurang pemisah yang amat dalam.
Menurut ukuran manusia, jurang pemisah ini adalah jurang pemisah yang sangat besar dan tidak mungkin dilampaui oleh manusia, dengan kata lain, manusia terpisah dengan Allah. Namun karena kasih-Nya yang besar, maka Allah mau menghampiri manusia dan melewati jurang tersebut. Saat Allah menghampiri manusia, banyak manusia yang belum percaya karena manusia masih berpikir menurut nalarnya sendiri mengenai jurang pemisah tersebut. Maka dari itulah, Yesus melakukan banyak mukjizat, agar manusia percaya bahwa Yesus adalah Allah yang menghampiri manusia.
Kita sebagai manusia harus bersyukur atas anugerah Allah ini. Ungkapan syukur kita kepada Allah bisa kita wujudkan dalam usaha kita untuk selalu mendekat dan mengenal Allah. Meskipun (seperti telah dijelaskan di atas bahwa) manusia tidak akan bisa memahami Allah seutuhnya, namun hal ini hendaknya tidak menghalangi niat dan usaha kita untuk selalu berusaha untuk mendekat dan mengenal Allah yang telah menghampiri kita. (APr)

Aria Prasetya

Arsip