GKI Peterongan

Iri Hati Memadamkan Cinta

Inti Bacaan: Kejadian 37:1-4,12-28

John Stott seorang teolog dan penulis mengatakan, ‘semua kejahatan di muka bumi ini berawal dari satu sumber yaitu kesombongan dan iri hati’. Karena iri hati menyebabkan Kain membunuh Habel, adiknya. Karena iri hati orang Yahudi menyerahkan Yesus agar disalibkan. Karena iri hati sekarang ini banyak orang berusaha membunuh reputasi atau kebaikan orang lain. Iri hati terjadi ketika seseorang tidak bisa menerima bahwa orang lain memiliki lebih: lebih kaya, lebih cantik/tampan, lebih disukai/populer, lebih berbakat, dan lain-lain. Iri hati berdampak buruk pada diri sendiri dan mendorong perbuatan jahat pada orang yang menjadi sasaran iri hati, karena rasa tidak puas yang terpendam. Iri hati itu seperti penyakit kanker, menggerogoti vitalitas hidup dan jiwa manusia.
Salomo mengatakan, “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.” (Amsal 14:30). Orang yang dikuasai iri hati akan menjadi kalab, gelap mata, bahkan terhadap saudara sekali pun. Itulah yang menimpa saudara-saudara Yusuf. Karena iri hati mereka ingin membunuh Yusuf, memasukkannya ke sumur dan menjualnya kepada orang Midian. Walau penyebab iri hati saudara-saudara Yusuf sangat beralasan, bukan berarti iri hati harus dipelihara. Ketika iri hati dibiarkan, cinta pun padam.
Iri hati muncul karena seseorang terlalu memfokuskan perhatian pada milik orang lain, sehingga ia lupa untuk bersyukur pada Tuhan dan puas atas apa yang milikinya. Agar terlepas dari cengkraman iri hati ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan oleh Tuhan. Ingat jugalah bahwa Tuhan telah memberikan talenta dan tempat tak tergantikan pada tiap orang. Setiap manusia punya peran yang unik dan tak tergantikan yang telah ditetapkan oleh Allah, karena itu janganlah iri hati. – PRB

Pieter Randan Bua

Arsip