GKI Peterongan

Gagal Paham

Ketika pemerintah mengumumkan bahwa ada 2 anggota masyarakat di Indonesia yang terjangkit virus corona, tidak lama kemudian terjadilah situasi kepanikan dalam masyarakat. Seperti yang kita saksikan di media elektronik ataupun media social lainnya, masyarakat yang merasa bahwa situasi yang tidak aman ini membuat mereka mengamankan diri  dengan berbondong-bondong memborong kebutuhan makanan, cairan hand sanitizer serta masker kesehatan. Tentunya kebutuhan-kebutuhan tersebut mengalami lonjakan yang luar biasa akibat permintaan yan meningkat. Tidak mengherankan ditengah-tengah situasi yang demikian masih ada saja orang yang mencoba untuk mengambil keuntungan. Kadang akibat dari ketidaktahuan menyebabkan seseorang mengambil sikap dan tindakan yang diluar nalar. Dan inilah yang disebut dengan gagal paham. KBBI menjelaskan kata paham dengan arti bahwa: mengerti benar tentang sesuatu hal. Maka gagal paham berarti seseorang yang tidak mengerti dengan benar tentang sesuatu hal.

Dalam kehidupan kita pasti pernah mengalami gagal paham yang kesemuanya itu disebabkan karena ketidaktahuan kita, atau karena kita sudah punya kerangka berpikir sendiri yang kesemuanya itu tidak lepas dari keinginan dan kepentingan diri, serta mungkin juga gagal paham dapat disebabkan oleh karena seseorang yang enggan bersusah payah mengerahkan pikiran untuk memahami realita secara lebih detail dan komprehensif. Murid Yesuspun mengalami pengalaman gagal paham. Ketika Yesus menanyakan pendapat mereka tentang siapakah Anak Manusia ? Maka tampilah Simon yang dengan lantang mengatakan bahwa Yesus adalah sang Mesias Anak Allah yang hidup. Yesus gembira dengan jawaban Petrus, namun kegembiraan Yesus tidak berlangsung lama, karena ketika Yesus menyatakan karyaNya pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan, dibunuh dan bangkit, Petrus bereaksi keras dan menginginkan hal itu tidak terjadi pada Yesus. Saat itu juga Yesus menghardik Petrus: “Enyalah iblis, engkau suatu batu sandungan bagi-Ku.

Kini nyatalah sudah bahwa pengakuan Petrus tentang Yesus yang adalah Mesias adalah bukan Mesias dalam arti seperti yang dimaksudkan oleh Yesus, tetapi Mesias duniawi dalam konsep dan pemikiran Petrus sendiri yakni Mesias sang penyelamat, yang membebaskan mereka dari penjajahan Romawi. Petrus telah gagal paham mengerti karya keselamatan Yesus, dan ia telah menjadikan Yesus sebagai Tuhan dalam konsep dan pikirannya sendiri. Petrus tidak suka melihat sang “pahlawannya” harus mengalami penderitaan. Kegagalan Petrus untuk memahami Yesus menjadi persoalah yang besar, karena bukannya dia mendukung dan menyaksikan karya Kristus, tetapi sebaliknya menjadi penghambat dan batu sandungan.

Demikian juga dengan kita seringkali tidak ubahnya seperti Petrus, bahkan kitalah Petrus-Petrus zaman sekarang yang telah gagal memahami Yesus sebagai juruselamat kita. Kita lebih suka memahami Yesus menurut pikiran kita dan keinginan diri kita sendiri, sehingga kita menciptakan Yesus dengan pikiran kita tadi menjadi Tuhan kita. Kita tidak menyembah Yesus yang berdaulat atas hidup kita namun kita menyembah Yesus agar Yesus menjadi Tuhan yang dapat memenuhi apa yang menjadi keinginan kita. Jangan heran bila Tuhan akan menghardik dan mengatakan enyalah iblis engkau menjadi batu sandungan bagi perwujudan Kerajaan Allah. (JS)

Pdt. Jerdi Stevan

Arsip