GKI Peterongan

Allah Berkarya, Manusia Turut Serta

Salah satu kisah Alkitab yang paling menarik untuk diceritakan ke anak-anak Sekolah Minggu adalah kisah penciptaan. Ditambah dengan alat peraga yang kreatif, anak-anak akan sangat antusias melihat aneka ragam ciptaan Tuhan dan bagaimana keajaiban semuanya itu terjadi. Biasanya Guru Sekolah Minggu akan mengajak anak-anak bersyukur atas semua ciptaan Tuhan yang indah itu. Nah, bagaimana dengan kita yang telah dewasa, atau bahkan yang telah berusia lanjut? Masihkah kisah tersebut menjadi kisah yang menarik bagi kita? Masihkah menjadi kisah yang bermakna dalam kehidupan kita? Atau jangan-jangan kita telah menganggapnya sebagai cerita dongeng yang terlalu kekanak-kanakan untuk kita pelajari?
Kisah penciptaan sesungguhnya merupakan kisah yang luar biasa, sebab menunjukkan betapa berkuasanya Tuhan yang kita sembah – Dialah Pencipta langit, bumi, dan seluruh isinya. Namun kekaguman kita hendaknya tidak hanya berhenti sampai di situ, sebab hal lain yang lebih menakjubkan adalah bahwa Tuhan mempercayakan tugas pengelolaan alam ciptaan-Nya itu kepada kita, manusia, yang adalah bagian dari karya penciptaan itu sendiri. Wow…keren amat! Ya, bahkan Tuhan juga memperlengkapi kita dengan kuasa, kemuliaan, dan kehormatan agar kita dapat melakukan tugas pengelolaan itu dengan baik (Kej 1:26-28, band. Mzm 8:4-9).
Lalu bagaimana manusia memberikan respon atas kehormatan tersebut? Sayangnya, melihat kondisi alam saat ini membuktikan bahwa manusia belum menjalankan tugas mulia ini dengan baik. Manusia telah menyelewengkan wewenang yang diberikan oleh Tuhan, sehingga alam malah menjadi rusak. Jika kita ingat kembali, apa sih maksud Tuhan dalam keseluruhan kisah penciptaan ini. Bukankah Ia hendak memberikan yang terbaik bagi manusia? Bukankah ini bukti kasih-Nya bagi kita semua? Oleh sebab itu mari kita syukuri kasih karunia Tuhan ini dengan ikut serta berkarya memelihara kelestarian alam. Jagalah kebersihannya, hematlah dalam menggunakan sumber daya alam, kelola sampah menjadi bahan daur ulang. Dan jangan lupa untuk tetap menceritakan kasih sayang Tuhan kepada sesama kita, agar mereka pun mengerti bagaimana seharusnya berkarya bersama dengan Tuhan yang telah lebih dulu menunjukkan mahakarya-Nya.   (RKG)

Pdt. Ibu Rinta Kurniawati Gunawan

Arsip