GKI Peterongan

Meneladani Ketegaran Kristus Sang Raja

Seberapa sering kita merasa menyerah dalam menghadapi masalah hidup? Seberapa sering kita kalah oleh keadaan yang menurut kita buruk? Kadangkala kita mungkin merasa apa yang kita alami sangat berat, entah itu karena ditinggalkan orang yang kita kasihi, dikhianati orang yang kita percaya, dipojokkan oleh lingkungan sosial kita, atau berbagai alasan lainnya. Akan tetapi, seberapa besarkah penderitaan atau masalah di dalam hidup kita itu jika dibandingkan dengan Yesus, yang tidak berdosa, yang ingin menyelamatkan kita, yang justru diserahkan oleh orang-orang yang sangat dikasihi-Nya?
Di dalam bacaan Injil kita hari ini, dikisahkan ketika Yesus berada di pengadilan dan ditanyai oleh Pilatus. Kalau kita perhatikan, saat itu Yesus seperti dipojokkan oleh Pilatus dan tentunya oleh semua orang yang menyerahkan-Nya. Namun, apa yang dilakukan Yesus bukanlah marah atau menyerah, tetapi tetap tegar di dalam situasi tersebut. Di dalam ketegaran Yesus itu, Ia tetap percaya bahwa itu semua adalah kehendak Bapa-Nya.
Ketika kita menghadapi masalah di dalam hidup kita, apa yang kita lakukan? Apakah mengerahkan seluruh kekuatan kita untuk menyelesaikannya? Ataukah kita berusaha namun tetap berserah pada penyertaan Allah? Dalam bacaan 2 Samuel 23:1-7, Daud telah menyaksikan penyertaan Allah, ketika ia menghadapi berbagai keadaan di dalam hidupnya. Pengalaman Daud ini mengingatkan kita bahwa penyertaan Allah tidak akan pernah lepas dari umat yang percaya dan taat kepada-Nya. Bukankah telah diingatkan oleh Paulus bahwa Allah tidak akan membiarkan kita dicobai melebihi kekuatan kita (1 Korintus 10:13)? Oleh sebab itu, masih perlukah kita menyerah atau kalah pada keadaan yang menurut kita buruk? Tidak. Kita harus tetap tegar dan percaya bahwa Allah ada di pihak kita dan akan ada jalan keluar yang Ia berikan. Seorang bernama Vivian Greene mengatakan “Life isn’t about waiting for the storm to pass. It’s about learning to dance in the rain.” Hidup bukan untuk menunggu masalah-masalah itu lewat dengan sendirinya, tetapi belajar dan menikmati “tarian” di dalam masalah tersebut. Tuhan memberkati kita.(KKD)

Krista Kezia Dorothea

Arsip