GKI Peterongan

Mencari Yang Tersesat

Berapa banyak waktu yang Anda butuhkan untuk mengajari seorang anak belajar berjalan? Bisa berbulan-bulan lamanya hingga ia benar-benar bisa berjalan sendiri dengan tegak! Berapa lama waktu yang Anda luangkan untuk menyuapi seorang anak? Bisa jadi butuh satu hingga dua jam untuk menghabiskan seluruh makanan dalam sebuah piring kecil, masih ditambah dengan ekstra energi karena harus berlari-lari mengejarnya! Tapi Anda rela melakukannya, bukan? Mengapa? Karena dia anak Anda, karena Anda mengasihinya. Banyak orang rela meluangkan banyak waktu untuk mengasuh dan membimbing anaknya, demikian juga mereka rela menghabiskan banyak waktu untuk melakukan hobi dan pekerjaannya. Mengapa? Karena menyenangkan, karena merasa sebagai kewajibannya, dan karena menyangkut kebutuhan hidup.
Nah, bagaimana jika kita diminta meluangkan waktu untuk membimbing seseorang yang tersesat jalan hidupnya? Hmm…. segudang alasan langsung bermunculan dalam benak pikiran kita. Memang tidak mudah dan pasti akan menyita banyak waktu kita. Lukas 15 menggambarkan hal tersebut seperti seseorang yang mencari salah satu dombanya yang hilang. Sama sekali tidak ada petunjuk, karena gembala itu tidak mungkin bertanya pada sembilan puluh sembilan domba lainnya. Dengan perjalanan yang tidak mudah karena harus menelusuri seluruh bukit yang berbatu-batu, ia mencari dombanya dengan penuh semangat. Gambaran lain adalah seperti seorang perempuan yang kehilangan dirham. Ia akan mencari barang kecil yang berharga itu dengan cermat. Ia tidak akan berhenti mencari sebelum menemukannya. Sungguh melelahkan, namun akhir dari kedua kisah tersebut sama yakni mereka berhasil menemukan miliknya yang hilang dan sangat bersukacita atas hasil penemuan itu.
Galatia 6:1 menunjukkan sebuah tanggung jawab yang dianugerahkan Tuhan kepada kita untuk menolong saudara-saudara kita yang kehilangan jalan hidupnya. Kita tidak bisa hanya mengkritik, mencibir, dan membicarakan orang-orang yang hidup dalam dosa. Tindakan tersebut tidak akan membuat mereka bertobat. Perlu ada keberanian dan kerelaan dalam diri setiap orang percaya untuk menyatakan kasih, yakni membimbing orang yang bersalah ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut; menasihati serta mendoakannya. Tidakkah kita akan sangat bersukacita jika dia akhirnya berbalik dan diselamatkan? Bersediakah kita hadir untuk sesama yang sedang tersesat? Memang butuh banyak waktu dan kesabaran, tapi percayalah hal itu tidak akan sia-sia.  (RKG)

Pdt. Ibu Rinta Kurniawati Gunawan

Arsip